![]() |
beritabulukumba.com |
Jokowi sudah mendapatkan sebuah tantangan yang berat bahkan sebelum
dia di lantik. Apalagi kebijakan presiden SBY yang terkesan mencari
aman saja dengan tidak menaikkan harga BBM semakin membuat Jokowi
harus memutar otaknya untuk menemukan solusi yang pas mengenai
masalah BBM ini.
Jika ia naikkan maka sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi
rakyat karena seperti yang sudah-sudah, kenaikan harga BBM selalu di
ikuti dengan kenaikan harga barang-barang yang pasti akan sangat
memberatkan bagi kalangan mayarakat kelas bawah.
Dulu pada saat pemerintahan SBY menaikkan harga BBM, pemerintahannya
tidak terlalu berada dalam goncangan karena parlemen sebagian besar
di kuasai oleh pemerintah dengan koalisi gemuk yang di milikinya.
Tapi, berbeda dengan SBY, Jokowi bisa di bilang bakalan kalah telak
di parlemen. Itu bisa terlihat fraksi-fraksi di parlemen yang sudah
tidak lagi menempatkan dirinya untuk rakyat, tapi berdasarkan siapa
yang kalah dan siapa yang menang dalam pemilu tahun ini.
Jokowi yang kekuatannya bisa di katakan di topang oleh rakyat, di
pastikan bakalan banyak kehilangan dukungan dari rakyat kalau saja
dia jadi menaikkan BBM. Kalaupun misalnya tidak di naikkan, solusi
alternatif yang selama ini sering di sebut-sebut media seperti
pengalihan energi alternatif, penanggulangan kebocoran anggaran, dan
lain-lainnya, bukanlah sesuatu yang bisa dilaksanakan secara instan.
Sedangkan pada saat yang sama, anggaran negara yang seharusnya bisa
di pindahkan kepada anggaran pembangunan akan terus tersedot untuk
mensubsidi BBM. Bagaikan buah simalakama, di naikkan , rakyat
kalangan bawah akan menderita. Sebaliknya kalau tidak di naikkan,
anggaran pembangunan akan berkurang karena di sedot oleh BBM dan juga
pada akhirnya pembangunan akan tersendak.
Hal yang paling buruk bagi Jokowi nantinya adalah jika dia jadi
menaikkan BBM dan pasti akan terjadi kerusuhan dalam skala tertentu.
Kerusuhan tersebut bakalan menjadi amunisi bagi parlemen untuk
menjatuhkan Jokowi dari pemerintahannya kalau ada pihak-pihak
tertentu yang menunggangi kerusuhan tersebut hingga menjadi sangat
besar. Bisa saja hal yang terjadi kepada pemimpin “kaum papa”
paraguay, fernando lugo yang di kudeta tahun 2012 melalui parlemen
juga terjadi pada Jokowi nantinya.
Namun, semoga saja kebijakana apapun yang di ambil Jokowi tentang
masalah BBM ini benar-benar di ambil berdasarkan kepentingan rakyat
dan rakyatpun memahami itu. Semoga....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar