Senin, 17 Maret 2014

Tayangan Laga Kesukaan Gue Waktu kecil

Gue nggak ingat kapan perkenalan pertama gue dengan televisi, yang jelas gue yakin gue langsung suka pada pandangan pertama. Bahkan sampe sekarangpun, tv hitam putih yang merupakan cinta pertama gue ini masih keingat gimana bentuk dan lekuk indah tubuhnya. Kalau sekarang dia masih hidup, mungkin udah gue ajak nikah terus bulan madu di holiwud.
Tayangan yang paling gue ingat dari tv hitam putih gue, sebelum tv berwarna mengambil tempatnya, adalah sebuah tayangan berita. Di berita tersebut gue lihat seorang polisi memakai helm sedang menyemburkan asap ke arah sekumpulan orang-orang yang sedang melempari polisi tersebut dengan batu.
Jakarta sedang perang ...!” kata ayah gue dengan mimik muka serius. Saking seriusnya, ayah gue nggak sadar pohon alvokat di depan rumah gue sedang bernafas mengeluarkan oksigen. Saat ayah gue ngomong kayak gitu, gue nggak ngerti apa yang terjadi. Baru sekaranglah gue tahu kalo saat itu mahasiswa sedang memperjuangkan reformasi yang tidak hanya terjadi di jakarta, tapi juga diseluruh Indonesia.
#hidup mahasiswi … !!!!
kehadiran sebuah televisi berwarna di rumah gue mampu menghapuskan kesedihan gue akan kehilangan tv pertama gue dalam beberapa detik. Tentu saja, siapa sih yang nggak senang dapat tv berwarna berukuran 21 inchi.saking bahagianya, gue langsung membuka pakaian gue dan mencium tivi baru gue dengan nafsu.
#mendadak kesentrum
kehadiran sebuah anggota keluarga baru membuat gue sangat bahagia, gara- gara dia gue bisa melihat tayangan-tayangan yang menciptakan sejarah dalam dunia pertelevisian. Gue saat itu sangat menyukai sinetron laga Indonesia. Bahkan saat gue masih pipis didalam kolor, gue sudah bercita-cita menyelamatkan dunia dengan menulis angka 212 di dada gue.
Jadi di bawah ini beberapa tayangan yang pernah menginspirasi gue untuk menyelamatkan dunia dari siluman berkudis dan panuan.
1.Wiro Sableng

aku melangkah menyusuri dunia
mencari arti kehidupan
walau rintangan menghalangi aku
tetap tabah menghadapinya
sebait lagu pembuka Wiro Sableng yang dinyanyikan Bondan ini masih terngiang-ngiang bagi gue saat ini. Saat menyanyikan lagu ini gue membayangkan diri gue berada di tengah hutan bertarung melawan begundal-begundal dari dunia hitam sambil makan pisang. Bisa lo bayangkan betapa kerennya kalau itu beneran kenyataankan...?. gue bisa bayangin , gara-gara gue bertarung dengan pisang, gue di telepon oleh anak kecil saat acara kuis dan dia bertanya
Monyet yang makan pisang namanya pa ya...”
#gue bakalan langsung dapet sponsor pisang dari produk pisang ternama*senyum bangga*
yah, kembali ke topik awal, perjalanan hidup Wiro Sableng benar-benar menjadi cobaan bagi gue. Gara-gara dialah pikiran gue terkontaminasi dengan yang namanya kapak. Pokoknya setiap ada kapak entah kenapa gue pengen buka baju sambil mengusap-usap dada.
Bagi orang yang seumuran dengan gue pasti tahu kisah pahlawan fiksi dari Indonesia ini. Tapi, bagi yang nggak tahu , gue bakalan sedikit menceritakan tentang Wiro “si bocah “ sableng yang satu ini yang gue ambil dari om Wiki Sableng
Wiro sableng adalah karakter yang “konon kabarnya” di temukan oleh Bastian Tito(alm) saat sedang mandi di bengawan Solo. Wiro Sableng pada awalnya bernama Wiro Saksono yang sejak lahir dia dibesarkan dan di didik menjadi pendekar hebat oleh gurunya yang bernama eyang Sinto Gendeng. Gue nggak tahu kenapa Wiro Saksono di gelari wiro sableng. Namun, besar dugaan gue karena dia sering berantem di warteg.
Perjalanan Wiro Sableng menjelajahi alam raya persilatan tidak hanya gue nikmati melalui tayangan televisi saja. Setiap ada buku Wiro Sableng gue temuin di pasar , langsung gue beli cuma dengan harga 2000 perak. Iya, gue ngaku itu barang bajakan, tapi kalo nggak gue beli dimana gue beli buku yang asli di kota gue.
#maafkan ananda bapak Bastian Tito
Selain kelucuan dan kekonyolannya, Wiro Sableng sebagai pendekar pasti memiliki jurus-jurus yang luarbiasa unuk mengalahkan musuh-musuhnya. Diantaranya yang paling gue suka adalah jurus sinar matahari. Saat mengeluarkan jurus ini , Wiro mengangkat tangannya ke atas sambil mengepalkannya. Saat itulah tangannya langsung berubah menjadi putih keprak-perakan. Dengan sat gerakan kilat dia langsung mengarahkan tangannya kearah musuh dan BANGGG …, si musuh langsung di temukan di kali dalam keadaan mengambang beberapa hari kemudian*.
*menurut sumber yang masih bisa diperdebatkan,jurus ini pernah di gunakan penguasa pada masa orde baru
Namun, kalau ternyata musuhnya sangat kuat dan jurus sinar matahari tidak mempan. Wiro langsung mengeluarkan senjata pamungkasnya dari balik bajunya yang bewarrna putih. Saat itulah, gue nggak tahu dari mana sekumplan tawon datang dan mengelilingi kapaknya dan tiba-tiba saja musuhnya dikarungin terus dijual ke Malaysia dengan setengah harga *lho....
Meski sekarang gue nggak tahu apa dan gimana akhir perjalanan pahlawan masa kecil gue ini karena pengarangnya udah meninggal. Tetap saja, sampai sekarang Wiro Sableng menjadi pahlawan gue yang nggak bakalan gue lupain seumur hidup.
#makasih bapak bastian tito atas kebahagian yang anda berikan dimasa kecil saya
2. Sitoloy
Hal yang paling ke ingat dari pahlawan kita yang kayak anak-anak ini adalah rambutnya yang mirip kayak pemain sepakbola Brasil, sang fenomenal Ronaldo. Bedanya, yang di brasil jago main bola, yang di Indonesia ini jago main kelereng dan senang makan pisang.
Gue nggak begitu ingat dengan pendekar yang satu ini selain dia bertingkah kayak anak-anak. Tapi, begitu bertarung mendadak dia menjadi paling jago. Gue yakin kalau saat itu dia masuk skuat timnas garuda indonesia bakalan juara dunia. Bayangin aja, begitu dia nendang bola jangankan kiper, satu stadion bakalan terbang gara-gara tendangannya. Gilakan...?, sulin soker aja lewat deh pokoknya.
3. Si buta dari gua hantu
ingat si buta dari gua hantu berarti ingat kangen band. Gue nggak tahu darimana sih inspirasinya sehingga menjadikan si buta dari gua hantu sebagai bintng klip. Apa dia udah banting setir jadi pendekar karena obset yang sudah semakin menurun, entah. Yang pasti dulu, sewaktu gue kecil, si buta dari gua hantu kerennya minta ampun. Dengan baju dari kulit ular ,si buta dari gua hantu bertualang menjelajahi dunia persilatan dengan monyet kecil kesayangannya.
Serial pendekar yang berlatarkan zaman penjajahan kolonial ini tidak terlalu melekat di ingatan gue. Jadi untuk menyegarkan ingatan gue yang udah karatan ini gue kasih copy paste dari om wikipedia, ini serius
Cerita yang berlatar di Nusantaradi jaman kolonial Hindia Belanda ini menceritakan kisah hidup tragis Barda Mandrawata, seorang pendekar silatdari perguruan pencak silat Elang Putihyang hancur hidupnya setelah tunangannya, Marni Dewianti, ayahnya, Paksi Sakti Indrawatara, dan saudara-saudara seperguruannya tewas di tangan seorang pendekar kejam misterius namun buta yang dijuluki "Si Mata Malaikat". Balas dendam Barda pada "Si Mata Malaikat" harus dibayar dengan kehilangan indera penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian langka dalam gua tersebut.
Setelah muncul dari pengasingannya dalam gua angker tersebut, Barda dihadapkan dengan kenyataan yang lebih pahit, kekasihnya, Marni ternyata masih hidup, namun sudah menjadi istri seseorang. Merasa sangat sedih dan marah pada kenyataan, Barda yang buta kemudian mengasingkan dirinya dan berkelana, sehingga kemudian dikenal dengan julukannya, "Si Buta Dari Gua Hantu". Bersama teman monyetnya yang setia, Wanara, "Si Buta" Barda Mandrawata berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara, sekaligus mencari kedamaian dalam hatinya.
Oh ya, terimaksih kepada om wiki, gara-gara dia gue baru tahu kalau ternyata di buta dari gua hantu ini ternyata dibuat tahun 60an oleh bapak ganes TH, seorang komikus.
By the way, ternyata si buta dari gua hantu ini ternyata udah lama juga ya. Gue yakin sekarang dia sudah tidak tinggal di gua lagi. Mungkin sekarang dia sedang berada di sebuah villa di puncak bogor menikmati indah masa pensiun dengan anak cucu.
demikianlah ketiga tayangan laga kesukaaan gue waktu gue masih make kolor di kepala. sedikit banyaknya, paling nggak gue pernah gara-gara mereka terinspirasi untuk menyelamatkan dunia.
sumber gambar : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar