tinta hitamku menggores dada penguasa
menikam jantung, merobek hati
menggetarkan kursi-kursi surga
mengganggu tidur para raja
rangkaian lidahku mengumbar setiap makna
mematahkan setiap argumen busuk
membakar kepalsuan para penindas
merajam setiap pengkhianat
tinta hitamku menjerit tanpa henti
mengawasi derap langkah peraih amanat
saat mereka meniti titian keadilan
saat mereka menyisir dinding neraka
saat mereka melupakan majikan mereka
yang mengangkat mereka ditengah kerumunan
penaku, lebih tajam dari peluru
mereka tahu itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar