Minggu, 27 Juli 2014

Secangkir Keinginan

pagi ini aku sendiri 

duduk tak melakukan apa-apa

di temani laptop pemberian mama

berkhayal tentang waktu 

semuanya terasa kosong

semuanya terasa hampa

aku merasa tak berarti

hidup tanpa karya

aku ingin bekerja

menempa tubuhku bersama keringat

aku ingin bertualang

bertemu orang baru

menyapa teman lama

mencicipi indahnya lekuk tubuh dunia

aku ingin berarti

membuat dunia tersenyum

membuat dunia menikmati cerita

aku ingin meninggalkan warisan

aku ingin seperti pohon

matipun bakalan jadi pupuk

aku ingin menjadi air

menjadi tenaga setiap makhluk

setidaknya aku ingin menjadi anak kecil

tak peduli akan pemikir

hingga aku bisa terbang menggapai keinginan diantara langit

tak peduli, 

takkan pernah peduli

kecuali terhadap sebuah senyuman di wajah



Selasa, 15 Juli 2014

Guratan Tinta Imajinasi Itu

14054097681049764520
google.com
kata-kata itu terucap tanpa lidah

cukup guratan tinta hitam diatas putih

meliuk lincah menggoyang waktu luang

halaman demi halaman

menenggelamkanku kedunia kedua

tempat segalanya seakan mungkin

cerita yang rumit bak labirin

liar, bagaikan rajutan laba-laba

saat dia sedang dimabuk cinta,

tak berdaya, nyaris buta dan tuli

menyedotku kedalam pusaran-pusaran imajinasi

membuatku tak ingin kembali

Surat Untuk Diriku

14054072992147285682
elfclassroom.com
Dear my self,
Sudah hampir 21 tahun kita bersama dalam menghadapi suka dukanya dunia. Tidak terhitung banyaknya pengalaman yang telah kita lalui dengan segala macam emosi yang bercampur aduk didalamnya. Ya aku tahu, kamu akan dengan senang hati mengajakku ke teras rumah tempat biasa kita melihat manusia lalu lalang dengan secangkir kopi dan benda elektronik ditangan.  Untuk mengenang 21 tahun yang telah kita lalui bersama ini.
Namun bukan untuk mengingat apa yang telah kita lalui bersama yang ingin sampaikan padamu melalui surat ini. Yah, dalam surat ini aku memang ingin kamu mengingat masa lalu kita. Tapi, tidak hanya sekedar untuk menertawakan kebodohan yang telah kita lakukan, tapi lebih dari itu. Aku ingin kamu mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut demi kepentingan masa depan kita bersama.
Baiklah kalau kamu malas untuk berpikir aku akan membantumu untuk berpikir sejenak. Karena ini penting untuk kita berdua.
Dear my self,
Tuhan menciptakan manusia bukanlah untuk sebuah kesia-siaan. Ada sebuah alasan besar dibalik keberadaanmu di dunia ini, yaitu untuk menyembah dan berbakti kepadaNYA. Banyak cara yang tuhan berikan kepadamu untuk menjalankan misimu di dunia ini. Salah satunya adalah melalui kontribusimu terhadap sesama. Nah, sekarang lihatlah dirimu, apakah kamu pikir sudah banyak kontribusi yang kamu berikan kepada sesama, atau setidaknya kepda dirimu sendiri…?. Tidak perlu kamu jawab, karena aku sudah pasti tahu jawaban apa yang kamu berikan. Aku bisa membayangkan kepalamu sedang tertunduk malu dengan tangan yang menggaruk-garukkan kepala. Kebiasaanmu saat sedang dalam keadaan gugup dan tertekan masih terbaca jelas, eh…?.
Dear my self,
Aku dalam surat ini tidak posisi memarahimu karena aku benci, tapi karena aku peduli. Coba kamu renungkan, akan jadi apa dirimu 5 tahun lagi, 10 tahun, kalau keadaanmu masih seperti sekarang. Aku yakin, aku bisa melihatmu dengan jelas ditengah kumpulan para pecundang yang bahkan tidak berani menatap wajah para pejuang. Aku tidak mau membayangkan hal buruk yang akan terjadi padamu teman. Tapi, ketidakpedulianmu terhadap masa depanmu yang terlihat dari caramu menjalankan hidup seperti sekarang ini mau tidak mau membuatku membayangkan hal yang buruk tersebut. Rasanya hati terasa sakit sekali saat ini. Hei…, ini baru membayangkan, apalagi kalau ternyata menjadi kenyataan.
Dear my self,
Aku berkata seperti yang diatas bukan untuk menakutimu. Tapi untuk menyadarkan dirimu kalau tuhan tidak akan mengubah takdirmu menjadi lebih baik kalau kamu perbuatan kamu sendiri tidak kau arahkan kesana. Percayalah, tuhan akan memberikan kehidupan yang luarbiasa kepadamu kalau kamu melakukan hal yang luarbiasa. begitu juga sebaliknya, sesuai dengan apa yang kamu lakukan. Yah, kamu pasti tahu kalau kamu menanam pohon mangga yang muncul adalah mangga bukan. Hal yang bodoh kalau mengharapkan anggur yang muncul dari pohon mangga tersebut.
Dear my self,
Sekarang, aku meminta, tidak, aku memerintahkan kamu untuk berubah sekarang…!!!. Tidak ada lagi alasan untuk menunda-nunda pekerjaan yang harus kamu lakukan. Untuk apa mimpi-mimpi itu kamu tulis dan tempelkan di dinding kalau itu cuma sebagai hiasan. Buat apa target-target itu kamu tulis kalau itu cuma sekedar wacana. Cukup dengan wacana kawan, bangkit dan mulai bergerak menuju mimpi-mimpi tersebut.
Terakhir sebelum aku akhiri, setelah kamu memulai kembali langkahmu yang terhenti, jangan pernah lagi kamu berhenti kawan. Aku akan memukul dan menampar kepalamu sekeras mungkin kalau kamu sampai berhenti lagi. Baiklah, kalau kamu tidak mau merasakan ditampar diri sendiri agar terus berjuang atas mimpi-mimpimu. Ingatlah kembali dengan ALASAN kenapa kamu memulainya.
Sampai jumpa di puncak kesuksesan
My regard, yourself and your everlasting friend.

Senin, 14 Juli 2014

Di Tengah Perjalanan

rangtalu.wordpress.com
lelah dan bosan

hatiku sudah dari tadi berteriak

meracau menginginkan berhenti

berbalik pulang

duduk diteras rumah

menghirup secangkir kopi

tapi,

apakah aku rela perjalanan ini sia-sia

tapi,

apakah aku ingin kembali kejiwa yang lama

ketika yang baru terlihat begitu mempesona

dan

untuk apa aku berlari

saat mimpiku terbang tanpa tahu akhir 

tapi, 

bukankah harapan itu selalu ada

dan

bukankah bintang itu terlalu indah untuk dilupakan

dan

bukankah aku sudah merasakan sakitnya masa lalu

akh...

aku tidak ingin kembali 

aku ingin meninggalkan dunia lama

melihat dunia baru

meninggalkan jejak disana

dan 

itulah alasan kenapa aku terus berjalan

menyeret kaki menyusur tanah









Sabtu, 12 Juli 2014

Menanti Senja

gmezwara.blogspot.com
Senja itu tidak pernah datang

saat aku rindu akan lembutnya sentuhan bulan

mungkinkah sayup-sayup desir angin,

akan mengobati luka para pencari

aku masih terluka

aku masih terbata

menunggu seseorang

menunggu datangnya dewi jingga

bahkan mataku pun menanti

hingga dia bisa beristirahat bersama sang bintang




Jumat, 11 Juli 2014

Beban Messi Hilang

soccerkickz.com
Piala dunia yang dihelat di brazil sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Dibabak final, Jerman yang luluhlantakkan Brazil dengan skor telak 7-1, akan berhadapan dengan Argentina yang harus bersusah payah mengalahkan Belanda dengan kemenangan pinalti 4-2.

Menarik untuk disimak kalau seandainya Argentina juara dengan mengalahkan Jerman di babak final nanti, maka beban yang menggelayuti pundak mega bintang Lionel Messi akang hilang bersama tropi piala dunia yang diperolehnya.

Pertama, Lionel Messi tidak lagi berada di bawah bayang-bayang legenda Argentina, Maradona. Bahkan mungkin namanya akan lebih harum di pentas sejarah kalau saja tidak ada insiden seperti tangan tuhannya Maradona dan Messi menjadi penentu kemenangan.

Kedua, perdebatan tentang siapa yang lebih baik antara Lionel Messi dan Cristiano  Ronaldo akan berakhir dengan kemenangan mutlak  Messi.
Sebuah piala dunia di dalam gelar yang pernah diraihnya menjadikan gelar yang diraihnya lebih komplit dibandingkan rival abadinya tersebut.

Ketiga, gelar piala dunia setidaknya bisa menjadi pengobat rindu bagi Messi yang tidak mampu mempersembahkan gelar bagi Barcelona musim ini. Apalagi gelar pemain terbaik dunianya telah melayang ke tangan Cristiano Ronaldo.

Tapi, kalau seandainya jerman yang meraih gelajr juara dunianya. setidaknya argentina sudah mencapai babak final. Namun, yeah, bagi Messi, mencapai babak final tidaklah cukup.

Kamis, 10 Juli 2014

Sudah Cukup dengan Ini Semua

google.com

sudah cukup dengan ini semua
anak bangsa saling hujat tanpa rasa
peduli setan dengan bisikan agama
bagi mereka, rakyat hanya kepentingan sementara

sudah cukup dengan ini semua
perang itu sudah tak perlu dibela
mengapa kita tetap sinis pada tetangga
ketika datang saatnya merangkul walau berbeda

tenangkan dirimu kawan satu nusa
berpikir sejenak dengan lapang dada
ibu pertiwi sudah cukup menderita
jangan tambah sakitnya dengan bara

lupakah engkau pendukung calon penguasa…
atau engkau pura-pura lupa
berjalan angkuh dengan topeng rupa
seolah tak peduli keutuhan bangsa

kawan…, bukankah kita sudah berjanji bersama-sama
siapapun yang nanti akan menjadi raja
kita akan duduk berdampingan bersamanya
demi menjaga tanah kita tercinta

kawan…, aku mohon dengan hati terbuka
jangan biarkan kebutaan menghancurkan kita
cukup sudah kawan, dengan ini semua
mari kita dukung raja baru dengan gembira
demi masa depan bangsa yang lebih sejahtera

Sabtu, 05 Juli 2014

Dia Siapa...?

 Buku-buku bertebaran dilantai kosku yang sempit dan penuh sampah bekas makanan. Tidak butuh orang pintar untuk menyatakan kalau aku ini seorang yang jorok. Sebenarnya, aku mempunyai waktu untuk membersihkannya, banyak waktu malah, tapi karena dasarnya aku memang pemalas, pekerjaan membersihkan acapkali tertunda. Juga, dari kecil aku terbiasa dimanjakan oleh kedua orangtuaku. Bahkan ketika aku saat aku sudah smu sekalipun, ibukulah yang repot-repot membersihkan kamarku pada hari minggu setelah sebelumnya mengomel panjang. Sampai sekarang, ibuku masih mengomel padaku agar aku rajin membersihkan kamar. Bedanya, sekarang aku di omeli lewat hape dan kosanku tidak akan bersih kalau bukan aku sendiri yang membersihkannya.

Aku menatap nanar keadaan sekelilingku yang sudah seperti tempat sampah ini. Ya, tidak salah kalau aku berkata kamarku ini sebagai tempat sampah. Kamu bisa bayangkan, sudah 2 kali tikus got besar berwarna hitam dengan bulunya yang penuh lumpur masuk kedalam kamar kosanku dengan enteng. Kecoapun ketika aku terjaga malam harinya untuk mengambil minumpun sering aku lihat bermain-main diantara tumpukan sampah bekas makananku yang menggunung. Aku yakin dia berpikir dia sedang berada disurga saat dia melihat banyaknya remah-remah cemilanku yang tanpa aku sadari sudah berubah warna.

Tidak cukup sampai disitu bahkan binatang yang tidak aku berbahaya seperti kelabang merah pernah masuk ke kamar kosanku tercinta ini. Aku masih ingat bagaimana dia dengan santainya berjalan dengan kakinya yang berjalan seirama kebawah tumpukan buku dan memejamkan matanya disana. Aku kemudian mengeluarkannya dengan bekas bungkus cemilan kacang yang kubeli seminggu lalu. Paling tidak sampahku ada gunanya pada saat seperti ini.

Huft...., aku meregangkan badanku sambil bangkit dari duduk. Setelah aku merasa otot-ototku lebih segar dan nyaman untuk dibawa bergerak, aku bergegas keluar mengejar seseorang yang lewat didepan kamar kosanku.

pak..., tunggu sebentar...”aku memanggilnya dengan agak sedikit keras.

Bapak tua yang memikul beban berat dipunggungnya berpaling kearahku. Kemudian sambil tersenyum dia berjalan kearahku. Aku renyuh melihat senyumnya, sebuah senyuman yang terlihat penuh harapan. Wajahnya yang keriput dengan gigi yang terlihat kuning dan cuma tinggal beberapa semakin membuat hatiku iba dan kasihan. Ah, sudah lama aku perhatikan ini, aku ini memang orang yang melankolis dan sentimentil.

beli apa nak....?”tanyanya padaku sambil meletakkan barang dagangannya yang aku pikir beratnya paling tidak sebesar 60 kg. Memikul beban seberat ini dan membawanya berpuluh-puluh kilometer setiap hari. Anda pantas mendapatkan medali bapak tua pekerja keras.

nak...?” si bapak menyadarkanku dari lamunan, aku sedikit tersentak kaget mendengar suaranya yang terdengar tidak begitu jelas.

eh ya pak..., sapu ini, saya ambil satu....”kataku sambil mengambil sebuah sapu plastik bergagang warna merah.

terimakasih nak...”kata sibapak beranjak dariku setelah aku membayar sapu yang dijualnya adegan tawar menawar barang. Kamu pikir aku gila apa masih menawar saat melihat keadaan sibapak yang kayak gitu.

Yosh..., aku kembali meregangkan tubuhku sambil kali ini membuka pintu kamar kosanku lebar-lebar. Ah..., kecoa besar berwarna coklat yang sering aku jumpai saat terbangun pada malam hari terlihat menderita dimulut seekor cicak. Meskipun dia terlihat meronta-ronta dengan keras, gigitan cicak yang tubuhnya tidak terlalu besar tersebut masih terlalu kuat untuk tubuhnya yang sudah melemah.

Meskipun kasihan, aku tidak mungkin membantunya lepas dari gigitan predator dinding ini. Selain tidak mau mengambil rezeki cicak bermata besar tersebut, kalaupun aku selamatkan si kecoa juga pasti bakalan mati dalam beberapa menit. Jadi, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain mengusir cicak tersebut dengan kecoa yang sedang meregang nyawa dimulutnya.

Beberapa saat setelah adegan salah seorang yang dijuluki oleh masyarakat sebagai agen perubahan mengusir cicak dari kamarnya. Aku langsung bergerak mengambil kresek hitam besar yang aku simpan disakuku. Segera tanpa buang waktu aku mengambil bungkus cemilan yang berserakan, kertas-kertas yang berisi penuh coretan gambar iseng yang aku buat saat sedang bosan, kulit jeruk yang aku beli 2 hari yang lalu, dan setiap barang yang aku pantas untuk disebut sebagai sampah untuk dimasukkan kedalam kantong kresek hitam yang sedang aku pegang.

Setelah itu melanjutkannya dengan merapikan buku-bukuku yang berserakan dan meletakkannya ketempat yang seharusnya. Namun, ternyata tempat bukuku sudah tidak muat lagi untuk menampung buku-bukuku yang sudah bertambah banyak tanpa aku sadari. Terpaksa aku menumpuknya dengan rapi disudut kamar sembari berencana untuk membeli rak buku yang baru bulan depan. Aku tersenyum melihat beberapa bukuku yang terlihat kumal dan ada bekas makanan beberapa diantaranya. Kebiasaanku untuk membaca saat makan memang susah untuk dihentikan. Bahkan saat makan diluarpun aku tidak akan bisa makan dengan tenang, kalau tidak ada hape ditangan. Untunglah jaman sudah canggih, aku bisa menyimpan banyak buku dalam sebuah benda kecil yang bisa digenggam tangan.

Ah sudahlah..., kenapa jadi ngelamun lagi. Sementara masih banyak pekerjaanku untuk membersihkan kamar kecil ini. Belum lagi mencuci karpen dan mengepel lantai. Aku rasa mungkin bakalan membutuhkan waktu beberapa jam. Akh, berpikir begitu, semangatku yang tadinya menggebu-gebu mendadak turun saat berpikir pembersihan ini bakalan berjalan lama. Namun...,

aku tidak suka orang yang kotor...”.

Suara lembut yang sangat aku kenal mendadak bergema dikepalaku. Aku mendesah dengan sesungging senyum diwajah. Apalagi saat sosok yang suaranya merdu bak burung nuri terbayang jelas dalam ingatanku. Hahaha..., bagaimana bisa aku lupa alasan kenapa mendadak saja aku tergerak untuk membersihkan kamar kosanku yang membuat ibuku kos kebingungan tidak percaya. Bagaimana bisa aku lupa terhadap seseorang yang menjadi alasanku untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga pantas untuk mendapat perhatiannya.
Kemudian tanpa pikir panjang aku meraih sapu yang baru aku beli tadi untuk mendapatkan sentuhan pertamanya. Sambil bersungut-sungut menyapu bekas roti dan cemilan yang ada dikarpet aku mengeluh lirih

Sial..., dia itu siapa sih...?”

Tanpa aku sadari, akupun kembali tersenyum dengan khayalan yang melayang-layang dikepala.

Penaku

tinta hitamku menggores dada penguasa

menikam jantung, merobek hati

menggetarkan kursi-kursi surga

mengganggu tidur para raja

rangkaian lidahku mengumbar setiap makna

mematahkan setiap argumen busuk

membakar kepalsuan para penindas

merajam setiap pengkhianat

tinta hitamku menjerit tanpa henti

mengawasi derap langkah peraih amanat

saat mereka meniti titian keadilan

saat mereka menyisir dinding neraka

saat mereka melupakan majikan mereka

yang mengangkat mereka ditengah kerumunan

penaku, lebih tajam dari peluru

mereka tahu itu




Syair Sang Penari

lukaku terbenam

membusuk di perapian

asap membubung kelangit hitam

menghapus cahaya pagi hari

wajahku menerawang meneliti

mulutku berirama memaksa burung langit

ragaku bergetar , menggoyang setiap sendi

berputar, berputar, dan berputar

memeluk angin yang berhembus

menembus batas gravitasi

mencekam dunia lewat tari