Minggu, 20 April 2014

I will live my dreams


Mimpi adalah kunci

Untuk kita menaklukkan dunia

Berlarilah,tanpa lelah

Sampai engkau meraihnya

                             Nidji, Laskar pelangi

Mempunyai sesuatu yang ingin di capai merupakan syarat mutlak untuk menjadi orang yang besar. Setidaknya itulah yang aku rasakan saat membaca kisah-kisah manusia luar biasa yang tidak hanya mampu mengubah diri mereka menjadi lebih baik, tapi juga dunia. Dan aku ingin seperti mereka. Namun, aku tahu untuk mewujudkan cita-cita yang besar membutuhkan hati yang lebih kuat dari besi dan urat syaraf yang lebih keras dari baja.

Hal ini membuatku teringat dengan ucapan nabi muhammad ketika pamannya memberitahu tawaran orang-orang yang menentangnya. Mereka bersedia menjadikan nabi muhammad sebagai raja di mekkah, mengelilinginya dengan wanita-wanita cantik, harta, dan apapun itu asalkan beliau menghentikan penyebaran agama yang dianutnya. Namun, dengan tegas nabi muhammad menolaknya sambil berkata

“ paman, andaikan mereka memberikan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti hingga Allah memenangkan agama ini, atau aku mati karenanya....!”.

Dengan tekad berani mati itulah nabi muhammad terus melanjutkan menyebarkan agama islam dikota makkah. Hasilnya, hanya dalam waktu kurang dari 100 agama islam telah membawa pengikutnya mendirikan sebuah imperium besar yang gemanya mencapai setiap pelosok dunia.

Cita-citaku mungkin tidak seperti cita-cita nabi muhammad yang harus membuatnya mempertaruhkan nyawa untuk mewujudkannya. Demikian juga, tantangan yang harus aku hadapi tidak juga seperti yang nabi muhammad alami. Namun, sebagai seseorang yang mengaku pengikutnya, aku pantas merasa malu. Karena, aku sadar, saat ini aku adalah seseorang bermimpi menjadi orang besar namun bertindak bagaikan pecundang.

Oleh karena itu aku putuskan kalau mulai malam ini aku akan mengubah sikapku. Dari sekarang,Tidak ada lagi yang namanya menunda-nunda untuk impian yang sudah aku canangkan semenjak beberapa tahun yang lalu.

Aku mempunyai impian untuk menjadi penulis terbesar sepanjang masa di Indonesia. Maka mulai dari sekarang akan bertindak seperti seorang penulis besar. Mulai hari ini aku memutuskan untuk menulis setidaknya, 6 jam sehari apapun yang terjadi.

Tapi, aku tahu, jalan menuju impian yang besar itu memang berat. Dan bakalan banyak yang menertawakan dan meremehkan. Tapi, yah, itulah resiko yang harus aku hadapi. Mereka yang menertawakan tersebut tertawa karena melihat diriku yang saat ini, tidak diriku 5 tahun yang akan datang. Aku tahu bagaimana aku 5 tahun yang akan datang tergantung bagaimana aku bertindak mulai hari ini. Karena itulah aku bertekad mulai hari ini untuk berjalan menuju impianku tersebut.

Untuk mencapai target yang besar, tentu tidak mungkin bisa tercapai dalam waktu singkat. Semua orang tahu itu. Butuh kerja keras dan determinasi yang luarbiasa untuk tetap bertahan saat keadaan tidak seperti yang diharapkan. Aku sudah beberapa kali berada dalam keadaan ini, dan aku menyerah. Tapi, tidak kali ini untuk selamanya. Aku tidak akan menyerah lagi, tidak akan.

Beberapa hari yang lalu sebenarnya aku telah berniat berubah, aku buktikan dengan membuatdaftar list apa saja yang ingin aku capai dalam waktu 5 tahun ini. Namun, saat itu aku hanya menulisnya dan tidak ada tindakan lebih lanjut. Aku malah asyik main game hingga tanpa terasa 3 hari berlalu. Hal yang patut untuk dijadikan pelajaran.

Baiklah sebelum aku tuliskan apa saja impian yang ingin aku raih dalam 5 tahun ke depan. Aku yakin, aku bisa mewujudkannya. Dan siapapun yang membaca ini, silahkan tertawa, menganggapnya tidak mungkin, mengataiku sebagai seorang pengkhayal, apapun itu silahkan. Tapi, aku yakin akulah yang tertawa paling akhir.
Sebelum tahun 2019 berakhir aku sudah
  1. Menulis 30 buku international best seller dan menerbitkan beberapa diantaranya.
  2. Menulis 1000 puisi.
  3. Menulis 500 cerpen.
  4. Menulis 500 artikel.
  5. Menulis 100 lagu.
  6. Bertemu dengan yagami kumi, kizaki yuria, dan mayuyu di jepang.
  7. Mempunyai ribuan pembaca blogku setiap harinya.
  8. Mempunyai 1 juta teman followers.
  9. Sudah mempunyai kebebasan finansial hanya dengan buku-buku yang aku tulis.
Aku tahu dilihat dari sisi manapun dengan kondisiku yang saat ini akan terlihat mustahil. Tapi, hei, semua orang juga tidak akan pernah menyangka kalau tukang reparasi sepeda mampu membuat pesawat terbang pertama di dunia. Atau bahkan orang tuli sekalipun bisa menjadi musisi legendaris dunia yang karyanya masih bersenandung hingga saat ini.

Kalau mereka bisa, tentu saja aku juga bisa. Aku akan buktikan kepada dunia kalau ada seorang pemuda dari indonesia yang pantas di masukkan kedalam sejarah sebagai salah seorang penulis terbesar yang pernah tuhan ciptakan.

Jadi pada akhirnya, sekali lagi aku tidak peduli orang-orang memberi komentar atau tidak. Mendukungku atau tidak. Ini semua tentang aku dan mimpi-mimpiku, Bukan tentang aku dengan orang lain. Pada akhirnya..., I just wanna enjoy the journey baby.... ! :})
bismillah.....

Kamis, 03 April 2014

Tentang Cinta ( Bagian 2)

 twicsy.com
Sampai sekarang gue masih ingat saat-saat pertama kali hati gue berdedak kencang saat melihat orang yang mengisi hati gue selama 3 tahun di Man 2 bukittinggi. Setelah gue analisis dengan bertapa sambil kayang. Gue mendapatkan beberapa alasan kenapa Rara terlupakan saat itu juga...

alasan pertama mungkin adalah gue dari dasar hati benar-benar bertekad untk ngelupain Rara. Sehingga mungkin secara tidak sadar hati gue mencari penggantinya yang baru. Mungkin karena itulah dia langsung berdetak cepat ketika mendapatkan sinyal-sinyal cinta yang begitu kuat.#aps sih...!

Alasan kedua adalah matanya yang besar seperti bayi terlihat sangat imut dimata gue Apalagi ditambah pipinya yang chubby, memerah saat tertawa dan malu, membuatku terpaku untuk beberapa saat.

#Setelah itu gue langsung mengunjungi tukang tambal ban terdekat.
Alasan yang ketiga dan yang paling nggak bisa membuat gue lupa padanya adalah karena dia yang paling pendek diantara teman-temannya.

Oh ya gue belum memberitahu siapa namanya padamu. Seperti biasa untuk menghormati privasi dan mencegah perang dunia 3 gue memberinya nama samaran, sebut saja dia Nuri. Walaupun gue udah memberi nama samaran gue yakin teman-teman satu angkatan gue waktu Man dulu tahu siapa orangnya.

#siap-siap kabur ke singapura.

Walaupun gue hati gue udah memutuskan untuk menyukainya. Tetap saja, seperti cinta kepada Rara yang sudah pupus. Gue tetap cuma bisa mengagumi dan memandanginya dari jauh. Gue benar-benar lemah kalau masalah bicara dengan cewek. Asal tahu saja, gue ini benar-benar susah untuk bicara dengan cewek cantik, apalagi cewek cantik yang gue sukai.


Tapi, pengalaman gue dengan Rara dimasa lalu membuat gue bertekad untuk mengubah ketakutan gue untuk bicara dengan lawan jenis yang cantik. Salah satu kenangan yang gue ingat tentang susahnya gue berbicara Nuri saat kelas 1. Ketika itu gue sedang duduk sendiri di meja depan kelas, melamun. Nah, saat gue sedang enak-enakan pengen mencoba tidur, tiba-tiba saja, Nuri, duduk di kursi kosong di samping gue.

#Mendadak terjadi gempa setempat dihati gue.

Saat itu gue benar-benar gugup, apalagi saat itu dia mencoba memancing pembicaraaan dengan gue. Tapi, karena gugup ucapan yang keluar dari mulut gue cuma menjawab seadanya kayak pilihan ganda. Mungkin dalam hai dia berkata”tasandek ba a kecek ang ko cok...”,ngomongnya kok tersendat-sendat kayak gitu sih bro”.

Mungkin karena bosan, dengan tanpa suara perlahan dia berjalan menjauh. Meninggalkan gue yang dengan begonya membuang kesempatan untuk lebih dekat dengannya. Gara-gara itu, gue semakin bertekad untuk lepas dari jebakan perasaan minder yang tidak jelas dalam masalah berbicara dengan lawan jenis.

Akhirnya setelah beberapa bulan dengan bantuan teman akrab gue yang ahli dalam soal sosialisasi, gue akhirnya bisa berbicara dengan nuri secara normal. Saking normal gue tanpa sadar terperangkap ke dalam zona yang merah yang paling ditakuti oleh para pengemis cinta, friendzone.

#The moment of silent , please

Lalu, disaat-saat gue cuma bisa memandangi dan mengaguminya dari jauh tiba-tiba petaka datang. Semuanya berawal di suatu pagi yang cerah pada waktu gue kelas 2 , burung murai berkicau dengan bahagia dan gue tidak seperti biasanya datang ke sekolah lebih awal. Pada saat itu, temen gue dekat gue sejak kelas satu datang dengan wajah yang sangat gembira menyapa gue. Karena gue nggak mau dia jadi terkenal, gue kenalkan dia dengan nama Ajeng sang pencari cinta. Bukan karena apa gue ngasih nickname ini, gara-gara dialah gue tertular jadi penulis puisi hingga sekarang.

Wan … ,” kata Ajeng menunjukkan giginya yang menderita setelah 3 tahun tidak terkontaminasi pepsodent..

Apa …?” tanya gue dengan heran melihat kegembiraannya yang seperti habis di godain om-om tukang ojek dekat rumahnya.

Gue punya berita gembira buat lo...” katanya sambil tertawa ngakak. Firasat gue mengatakan ini bukan kabar baik.

Apaan....?” tanya gue sambil berdoa kalau berita “baik” tersebut benar-benar berita baik.

si Nuri udah jadian sama ketua osis kita....” katanya menepuk-nepuk pundak gue sambil tertawa ngakak melihat tatapan wajah gue yang kosong.

Gue benar-benar tidak percaya dengan apa yang Ajeng katakan barusan.

gue serius bro..., sabar ya....” katanya masih menepuk-nepuk pundak gue walau wajahnya diubah menjadi terlihat sedikit prihatin.

Jeng....” kata gue menatap ajeng dengan tatapan mata lemah dan tubuh yang seakan kekurangan darah.

apa....?” tanya lembut , seolah tahu kalau hati gue terguncang dan tidak bisa menerima kenyataaan.

lo punya golok nggak …”
-___-

Sejujurnya gue benar-benar hancur untuk beberapa waktu. Yah, sulit bagi gue untuk bersikap biasa saja setelah tahu kenyataan itu. Apalagi gue berada dalam satu kelas yang sama dengannya. Tapi nggak ada yang bisa gue lakuin selain mengucapkan mantra kampret dari jauh saat mereka bermesraaan di bawah pohons cemara disamping lapangan upacara. Biasanya disaat-saat seperti itu gue bakalan langsung mengalihkan pandangan ke langit , menatap awan-awan yang berarak, kemudian menari tarian hujan sambil teriak-teriak”AYAMKU MANA....!”.

#keesokan harinya tertulis kabar dikoran seorang anak tewas disambar petir saat sedang menarikan tarian hujan.

Walau bagaimanapun gue ini orangnya sportif. Gue bukanlah tipe orang teman makan teman. Paling banter gue cuma nebar paku dijalan yang pacarnya lewatin ,dapet dari gaji tukang tambal ban lagi.

#Lumayan buat beli tisu buat nangis di wc sekolah.

Jujur, meski gue sempat terluka selama beberapa waktu. Pasti akan tiba saatnya dimana gue harus merelakan kenyataan dan maju kedepan.

Untuk menunjukkan keikhlasan kalau gue rela melepas nuri sebagai gebetan,iya, gebetan. Maka, Suatu hari gue minjam catatannya. Kemudian dimalam harinya, Ditengah terangnya lampu kamar gue yang berwarna putih suci, Gue mencurahkan isi hati gue kepadanya dengan sebuah puisi kerelaan. Gue menulis puisi ini dengan airmata menggenang, sampai rumah gue kebanjiran setinggi paha ayam dewasa, dan tetangga gue ngamuk gara-gara itu.

Setelah selesai menulis puisi yang berisi perasaan gue , gue langsung tidurnya dengan hati yang lega.

-__-
Paginya, setelah menguat-nguatkan diri dengan meminum 3 butir obat kuat merek viagyeahhhh. Gue mendekat ke arah meja tempat Nuri duduk. Gue lihat dia agak kurang enak badan, melihatnya begitu, langsung tanpa mikir panjang gue memeluknya.

#Gue bakalan disantet kalau yang diatas itu beneran.

Lo nggak apa-apa...?”tanya gue sok tulus.

Dia cuma mengangguk lemah.

Ntar lihat bagian belakang catatan lo ya...”kata gue dengan lembut. Saking lembutnya gue anginpun tidak tahu apa yang gue ungkapkan.

Kembali dia mengangguk lemah. Gue membalasnya dengan senyuman terhangat yang gue bisa. Walau gue tahu hati gue trenyuh saat melihat senyuman itu.

Andaikan.....” bisik hati gue yang membuat mata gue ragu untuk tidak menanggapinya, basah.

By the way inilah puisi yang gue tulis dengan hati untuk nuri

Aku Rela…

dimalam yang cerah tanpa noda

bintang bersinar indah tak terkira

nyanyian jangkrik merdu membahana

tak mampu menjadi obat lara

aku merenung seorang diri

meringis meraba hati

saat diriku menyadari

diriku bukan yang kau cintai

mungkinkah aku bisa melupakanmu

disaat cemburu berbalut rindu

disaat sakit belum berlalu

disaat hatiku mendamba hatimu

biarlah…kuikhlaskan hati ini

aku rela melepasmu dewi

kuharap cintaku padamu abadi

cinta tak harus memiliki

Gimana , begitu indah dan memilukan bukan. Gue akui gue tangan gue sangat berat menulis bait terakhir. Cinta tak harus memiliki, adalah ungkapan klasik seorang pecinta yang gagal mendapatkan hati orang yang dicintainya. Ibarat kata pepatah, seseorang jomblo bukan berarti dia tidak mengenal cinta, dia cuma belum bertemu takdir yang tepat.

Akhirnya, setelah memberikan puisi kerelaan tersebut gue tidak lagi mengharapkan lebih dari sekedar teman. Tapi, tetap saja mustahil untuk melupakannya. Bagaimana mungkin gue bisa ngelupain dia kalau setiap hari gue ketemu dengannya di dalam kelas. Bahkan setelah beberapa bulan kami melepaskan baju putih abu-abu gue sempat-sempatnya membuat puisi untuknya.

Harapan Tanpa Makna
ditengah keramaian malam ini
Kesendirian menerpa hati
aku merenung terbawa mimpi
tak mau lepas darimu dewi
aku telah mencoba menyapa hatimu
dalam setiap waktu berjumpa denganmu
bahkan dalam khayalku selalu
namun apa dayaku
cintamu bukan untukku.
Kukenang kembali saat bertemu denganmu
kamu yang terindah diantara bunga yang ku tahu
hanya kamu yang mampu membuatku merindu
dan hanya kamu juga yang mampu membuatku hatiku pilu
Tawamu bagaikan gambaran bidadari
senyummu melukiskan pelangi
semua itu hanya bisa kunikmati
tak pernah bisa kumiliki
Kuingat saat seseorang menyatukan hatimu dengannya
bagiku dunia seakan berputar tanpa makna
aku seperti berjalan tanpa nyawa
bersembunyi dibalik kepalsuan senyum dan tawa
hatiku terasa sakit sekali
berharap semua itu hanya mimpi
dan ketika aku bangun esok pagi
semua normal kembali.
Namun Harapan tinggallah harapan
memilikimu tetaplah hanya bisa kulakukan dalam khayalan
dan dengan kepingan hati dalam dekapan
aku bertahan untuk mencintaimu walaupun tanpa harapan.

Puisi ini sempat mau gue bacakan ke dia sambil di iringi lagu michael jackson yang ada aw-aw nya itu. Tapi, setelah gue pikir-pikir gue bakalan terlihat ngarep banget kalau puisi ini gue bacain untuk dia,padahal emang iya sih. Yah, setelah berpikir panjang 3 hari 3 malam di tengah kegalauan pengen kuliah dimana, gue memutuskan untuk menghapus nomor hape Nuri selamanya dari hape gue.

#walau beberapa hari kemudian gue minta lagi kepada seorang teman.

#hati gue benar-benar belum ikhlas buat ngelepas dia bahkan no hapenya sekalipun.

Sekarang saat ini sudah 2 tahun berlalu sejak terakhir kali gue ngeliat Nuri. Cinta yang dulunya begitu kuat ternyata tidak mampu mengalahkan derasnya laju waktu. Gue udah sanggup dengan bebas ngelupain nuri walaupun tetap menghubungi kontak dengannya.

Cinta gue sama Nuri mungkin sudah pupus, tapi tidak tertutup kemungkinan akan bersemi lagi di masa yang datang. Yah, masa depan itu penuh misteri bukan...?. sekarang , gue sudah kuliah semester 2 jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, UPI Bandung. Untuk sementara ini tidak ada cinta yang benar-benar nyata datang dalam hidup gue. Tapi kalau menyukai Mayuyu, Yagami kumi, dan Kizaki yuria bisa disebut cinta, maka jatuh cinta terhadap 3 orang negeri seberang lautan benar-benar cinta yang bodoh. Namun, gue rasa nggak masalah, sepanjang gue nggak suka sama cowok tomboy aja.

Yap sekian dulu , pada catatan selanjutnya gue bakalan ceritain perjalanan gue merantau dari kota kecil di bukittingi menuju Kampung Inggris di Pare, Pulau Bali, kota pendidikan Yogyakarta, hingga berakhir dikota kembang, tempat gue kuliah saat ini.
じゃ、また 会いましょう
Bandung, 1 april 2014

Selasa, 01 April 2014

Tentang Cinta (bagian 1)


 onfa.blogspot.com
Bicara soal cinta pasti tidak bisa terelakkan dalam kehidupan manusia setengah mateng seperti gue. Meski sekarang gue berumur udah mencapai kepala 2, kemarin akad nikahnya, kehidupan cinta gue jauh dari kehidupan glamor. Sampai sekarang gue yang gantengnya kayak bratpid lagi buang hajat di empang ini masih belum pernah merasakan yang namanya pacaran.
#mewek di kamar mandi trus goyang gergaji sambil saweran.
Walaupun gue belum pernah pacaran, nggak berarti gue nggak pernah kenal yang namanya cinta. Tentu saja gue masih normal, soalnya terakhir kali gue cek pipis gue masih lurus. Kalau gue homo pipis gue bakalan melambai pas kayak saat gue lagi magang di taman lawang #ehh. Nah, yang melambai itu kalau gue homo amatir, sedangkan kalau homo semi pro itu pipisnya zikzak menghujam kebawah, dan kalau homo yang udah profesional, pipisnya nembus atap.
#kenapa gue jadi ngomongin homo -___-
Dalam cerita ini gue ceritain juga sedikit banyak gimana gue dulunya semasa remaja tanggung yang suaranya masih cempreng yang kalo nyanyi masih dikamar mandi ini.
Ok let's the love begin....!
Sewaktu pake rok dan celana merah #masih ababil
Saat gue SD gue sebenarnya nggak bisa di bilang udah memasuki masa pubertas. Waktu gue SD boro-boro mikirin yang namanya cinta, kenal aja nggak. Walaupun udah ada anak-anak yang bikin si anu lope si anu, nggak,gue nggak berbicara soal hubungan terlarang di dalam sempak, tetap saja gue yakin mereka nggak tahu apa maksudnya. Beda banget dengan anak zaman sekarang.Bayangin anak TK aja udah punya mantan, gurunya aja padahal masih jomblo sampai sekarang.#curhat salah seorang dosen.
Sewaktu SD yang gue pikirin hanya main dan main dan belajar. Iya, belajar. Jangan salah saat SD , gue selalu menduduki rangking 3 besar di sekolah. Walaupun setelah tamat dari SD gue nggak pernah lagi menduduki posisi 3 besar, setidaknya kalau gue mau ngelamar calon istri gue,selalu masuk rangking 3 besar waktu SD pantas dipertimbangkan oleh bapak mertua.
Salah satu kejadian konyol tentang anu lope anu yang gue sebut diatas adalah saat gue menjadi korbannya. Saat itu entah ada angin apa, gue terlambat masuk kedalam kelas dari yang biasanya. Sesampainya gue di depan pintu, gue merasa beberapa anak-anak di kelas menatap gue dengan pandangan mata yang aneh. Gue rasa mereka yakin kalau boker gue udah gue siram tadi pagi.
Meski gue ngerasa ada yang ganjil gue tetap mencoba bersikap biasa. Begitu waktu istirahat datang , salah seorang teman gue mendekat dan memperlihatkan 2 helai rambut yang dipilin sambil memegang korek api gas di tangan kanannya.
Wan..., menurut legenda kalau masing-masing satu helai rambut cewek dan cowok di satukan, maka suatu saat nanti mereka bakalan jadi pasangan ...” seketika itu juga membakar rambut tersebut. Langsung setelah kejadian itu beberapa teman gue langsung mengejek gue.
hore..., si wan sama Surtini(nama samaran) jadian ….” teriak mereka sambil lompat-lompat kegirangan.
Saaat itu gue dan Surtini langsung mati-matian menolak perjodohan paksa yang teman-teman gue lakuin. Apalagi setelah waktu gue ngeliat Surtini yang biasa-biasa saja, gue makin nggak bisa menerima perjodohan tersebut. Demikian juga si Surtini, dia juga menolak perjodohan tersebut sambil nangis dipelukan tiang listrik depan sekolah. Untunglah setelah beberapa minggu perjodohan ini tidak berlanjut ke jenjang pernikahan pikir gue waktu itu.
Beberapa tahun kemudian saat gue SMU, gue ketemu lagi dengannya di atas angkot secara kebetulan. Sialnya, yang gue lihat saat itu bukanlah Surtini yang dulu. Sekarang yang gue liat adalah bidadari dari surga yang lagi magang dibumi.
#pulangnya gue langsung mencoba bunuh diri dengan minum air selokan depan rumah.

Masa baju putih, hijau,batik,baju koko, dan celana biru.
Gue melewatkan masa SMP gue disebuah madrasah di kota bukittingi. Alasan gue masuk madrasah tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena gue nggak di terima masuk smp favorit waktu itu. Pas gue ngelamar kerja di Mtsn2 Bukittinggi, gue langsung di terima setelah melewati serangkaian tes fisik dan mental. Untunglah seingat gue nggak ada tes matematikanya waktu itu. Kalau ada, gue yakin 99% bakalan berakhir di sekolah swasta.
Di madrasah inilah untuk pertamakalinya gue mengenal cinta dan bullying. Ya, lo nggak salah. Gue yang tampan rupawan ini pernah menjadi korban bullying dulunya. Bullying yang gue alami nggak sampai menjurus kepada kekerasan fisik karena gue ngasih uang setoran kepada preman yang malak gue.
#derita anak mama
Gara-gara itu gue jadi malas untuk kesekolah, satu-satunya yang membuat gue tetap kesekolah adalah teman-teman gue, main playstation dan sepakbola. Kalau nggak ada mereka, mungkin gue gak bakalan mau sekolah disana lagi. Untungnya, anak yang suka malakin gue pindah ke sekolah lain karena dia nggak lulus waktu kelas dua.
Gue langsung sujud syukur kepada tuhan yang maha esa saat mendengar kabar kepergiannya. Saat itulah, untuk pertama kalinya gue baru mengerti kenapa para pejuang bangsa ini berjuang untuk meraih kemerdekaan. Karena kebebasan itu benar-benar nikmat saudara-saudara.
#stop bullying bapak menteri
lalu kembali ketopik utama, cinta, untuk pertama kalinya gue merasakan perasaan benar-benar suka kepada seseorang. Gue pertamakali mengenalnya,karena kami beda kelas, dia saat salah seorang teman dekat gue menyukainya. Pada awalnya gue ngerasa orangnya biasa-biasa saja, tapi setelah beberapa lama kemudian saat diatas angkotpun yang terpikirkan adalah dirinya, sebut saja namanya Rara.
Gue nggak tahu kenapa gue bisa suka pada Rara, padahal pada awalnya perasaan suka itu tidak ada. Entahlah sampai sekarangpun gue nggak mengerti kenapa gue bisa suka. Tapi, yang jelas saat ini gue masih merasa bersalah sama teman gue karena menyukai orang yang sama. Walaupun pada akhirnya dia tahu gue suka sama Rara dia tidak marah. Dengan entengnya dia berkata
Gue udah suka sama orang lain...”katanya sambil bawa-bawa pisang terus manjat – manjat nggak jelas.
Perasaan gue kepada Rara tidak pernah gue utarakan kepadanya. Satu-satunya alasan selain karena dia udah punya pacar, gue nggak punya keberanian untuk mengungkapkannya. Gue benar-benar lemah dalam hal seperti ini bahkan hingga sekarang.
Jadi perasaan gue yang mendalam kepada Rara terus saja gue simpan dan setelah tidak tahan gue memtuskan untuk membuangnya. Meskipun begitu, membuang perasaan gue tidaklah mudah. Gue baru bisa membuangnya ketika datang perempuan lain yang merebut perhatian gue pada pandangan pertama di masa putih abu-abu
-__-
Saat itu hari sabtu , 2 hari sebelum mos di buka secara resmi, gue beserta seluruh anak-anak baru lainnya di suruh datang kesekolah. Kami di suruh datang kesekolah untuk mengambil bahan baju dan untuk mengetahui pembagian kelompok mos. Gue saat itu sengaja datang terlambat karena gue udah kenal sama sekolahnya. Gimana nggak kenal coba, 6 kali seminggu gue harus ngelewatin ini sekolah untuk bisa mencapai madrasah tsanawiyah gue tercinta. Ya, gue pada saat lulus dari mtsn 2 bukittinggi melanjutkan ke madrasah aliyah negri 2 bukittinggi yang bersebelahan dengan mtsn 2 bukittinggi.
Sebenarnya gue nggak mau pada awalnya gue nggak mau masuk ke sekolah ini. Bukan karena sekolah ini nggak bagus, tapi kalau gue bilang jelek ijazah gue ditahan.#bercanda ding, alasan sebenarnya adalah gue nggak mau masuk madrasah lagi yang mata pelajarannya bejibun dan di tempat yang sama lagi. Bisa kurang gizi dan muntah otak gue kalau masuk madrasah lagi. Setidaknya begitulah yang gue pikir saat gue lulus dari Mtsn 2 bukittingi waktu itu.
Namun, apa hendak di kata, hanya Man 2 bukittinggilah yang mau menerima gue sebagai anak didiknya. Gue nggak tahu alsannya, apa ini berarti SMU sudah tak bersahabat dengan kita, coba kita tanya pada rumput yang sedang goyang gergaji sama penjaga sekolah.Jadi karena alasan nggak di terima di sekolah lainlah gue akhirnya dengan terpaksa waktu itu masuk ke Madrasah lagi untuk 3 tahun ke depan.
Untungnya, yang masuk ke Man 2 bukittinggi bukannya hanya gue. Banyak teman-teman gue yang berasal dari Mts dulu yang masuk ke sini. Ketika gue tanya alasannya, mereka memberikan jawaban yang sudah bisa gue duga,
kami nggak di terima di sekolah lain sob” kata mereka sambil melap airmata gue dengan kulit pisang bekas.
Kembali kecerita awal saat gue datang telat di hari sabtu keramat. Kenapa keramat...?. karena hari itu ada peristiwa penting yang nggak bakalan gue lupain. Ketika gue sedang asik berbincang-bincang dengan teman-teman senasib gue. Tanpa sengaja, mata gue tertumpu pada seseorang yang sudah mulai bisa gue lupain waktu itu, Rara, ternyata dia masuk sekolah yang sma dengan gue.
Mendadak hati gue menjadi lebih berwarna dan senang tak terkira. Namun, langsung seketika itu juga perasaan senang tersebu gue tepis. Gue udah bertekad untuk ngelupain dia. Tapi, walaupun hati gue sudah berkata hentikan, mata gue tetap tidak bisa berhenti untuk mencuri-curi pandang.
Untunglah disaat-saat seperti itu, terlihat penjaga sekolah,yang saat ini udah diangkat jadi staf, memanggil anak-anak baru yang masih ada diluar untuk masuk kedalam aula. Gue, dengan baju pramuka yang kebesaran segera bergegas masuk kedalam aula untuk mendengarkan pengarahan yang akan di berikan disana.
Sesampainya didalam aula, gue langsung masuk barisan. Gue duduk di belakang seorang yang bertubuh tinggi. Karena dia, gue nggak bisa melihat Rra yang duduk di depan. Orang yang didepan gue tersebut adalah Dani. Teman gue yang kos bareng sama gue waktu kos di padang saat bimbel persiapan masuk perguruan tinggi yang gue cerita di “Petuah Cinta Anak Kos”.
Untuk mempersingkat cerita, hasil yang gue dapatkan di aula adalah membawa perlengkapan mos yang bikin ribut ibu gue dan pada saat pembagian kelompok, gue ditempatkan di gugus 3. Hati gue setengah nggak terima karena nggak segugus dengan Rara. Tapi, saat itu gue nggak sadar kalau tuhan sedang membimbing gue ke hati yang baru.
#Soundtrack James Bond terdengar dikejauhan.
***
Senin pagi, hari pembukaan mos, gue datang pagi-pagi sekali. Soalnya, seperti biasa, pempeloncoan bagi yang terlambat bakalan dimulai. Dan gue sukses melewatkan upacara di barisan terpisah khusus anak-anak yang terlambat. Padahal gue udah berusaha bangun lebih pagi dari biasanya. Gue yang biasanya bangun pagi jam 05.00 ,karena mos gue bangun jam 04.59.
#Ada yang mau gampar gue -___-
Setelah di suruh olahraga pagi selama beberapa menit. Gue langsung disuruh masuk kedalam kelas tempat gugus gue berada. Sesampai disana, gue langsung mengambil tempat teman baru gue yang gue kenal hari sabtu sewaktu pembagian gugus.
datang juga lo ...” katanya sambil meraba-raba pantat gue. Langsung gue tepis dengan marah
sialan, ntar aja di belakang...” kata gue sambil mengedipkan mata dan mencabut bulu hidung.
si Arif langsung ngambil jarak beberapa meter sambil menyebut nama tuhan.
Karena senior pembimbing gugus kami belum datang, si Arif memulai pertanyaan wajib yang akan menjadi agenda setiap anak manusia yang mulai beranjak dewasa.
#cari calon gebetan dan kalau bisa calon istri sekalian.
Eh Wan, di gugus kita menurut lo siapa yang paling cantik...”.
Sambil menghela nafas, gue berpikir, mungkin sekaranglah saatnya untuk melepaskan Rara dari hati gue dan mencari tambatan yang baru.
Siapa...?”tanya Arif membangunkan gue dari lamunan.
Gue langsung memalingkan wajah gue ke kiri belakang. Gue yang duduk di tengah kelas memutar gue perlahan, persis kayak burung hantu lagi sawan. Pelan-pelan gue memutar kepala hingga ketika kepala gue sampai di barisan paling kanan depan, kepala gue berhenti. Mata gue stuck memandang seorang gadis berjilbab putih yang sedang menopang dagu. Hati gue saat itu benar-benar berdetak nggak karuan. Saat itulah gue sadar kenapa tuhan memisahkan gue dengan rara. Ya, gue yakin untuk bertemu dengan gadis inilah gue dipisahkan dari Rara.