Selasa, 01 April 2014

Tentang Cinta (bagian 1)


 onfa.blogspot.com
Bicara soal cinta pasti tidak bisa terelakkan dalam kehidupan manusia setengah mateng seperti gue. Meski sekarang gue berumur udah mencapai kepala 2, kemarin akad nikahnya, kehidupan cinta gue jauh dari kehidupan glamor. Sampai sekarang gue yang gantengnya kayak bratpid lagi buang hajat di empang ini masih belum pernah merasakan yang namanya pacaran.
#mewek di kamar mandi trus goyang gergaji sambil saweran.
Walaupun gue belum pernah pacaran, nggak berarti gue nggak pernah kenal yang namanya cinta. Tentu saja gue masih normal, soalnya terakhir kali gue cek pipis gue masih lurus. Kalau gue homo pipis gue bakalan melambai pas kayak saat gue lagi magang di taman lawang #ehh. Nah, yang melambai itu kalau gue homo amatir, sedangkan kalau homo semi pro itu pipisnya zikzak menghujam kebawah, dan kalau homo yang udah profesional, pipisnya nembus atap.
#kenapa gue jadi ngomongin homo -___-
Dalam cerita ini gue ceritain juga sedikit banyak gimana gue dulunya semasa remaja tanggung yang suaranya masih cempreng yang kalo nyanyi masih dikamar mandi ini.
Ok let's the love begin....!
Sewaktu pake rok dan celana merah #masih ababil
Saat gue SD gue sebenarnya nggak bisa di bilang udah memasuki masa pubertas. Waktu gue SD boro-boro mikirin yang namanya cinta, kenal aja nggak. Walaupun udah ada anak-anak yang bikin si anu lope si anu, nggak,gue nggak berbicara soal hubungan terlarang di dalam sempak, tetap saja gue yakin mereka nggak tahu apa maksudnya. Beda banget dengan anak zaman sekarang.Bayangin anak TK aja udah punya mantan, gurunya aja padahal masih jomblo sampai sekarang.#curhat salah seorang dosen.
Sewaktu SD yang gue pikirin hanya main dan main dan belajar. Iya, belajar. Jangan salah saat SD , gue selalu menduduki rangking 3 besar di sekolah. Walaupun setelah tamat dari SD gue nggak pernah lagi menduduki posisi 3 besar, setidaknya kalau gue mau ngelamar calon istri gue,selalu masuk rangking 3 besar waktu SD pantas dipertimbangkan oleh bapak mertua.
Salah satu kejadian konyol tentang anu lope anu yang gue sebut diatas adalah saat gue menjadi korbannya. Saat itu entah ada angin apa, gue terlambat masuk kedalam kelas dari yang biasanya. Sesampainya gue di depan pintu, gue merasa beberapa anak-anak di kelas menatap gue dengan pandangan mata yang aneh. Gue rasa mereka yakin kalau boker gue udah gue siram tadi pagi.
Meski gue ngerasa ada yang ganjil gue tetap mencoba bersikap biasa. Begitu waktu istirahat datang , salah seorang teman gue mendekat dan memperlihatkan 2 helai rambut yang dipilin sambil memegang korek api gas di tangan kanannya.
Wan..., menurut legenda kalau masing-masing satu helai rambut cewek dan cowok di satukan, maka suatu saat nanti mereka bakalan jadi pasangan ...” seketika itu juga membakar rambut tersebut. Langsung setelah kejadian itu beberapa teman gue langsung mengejek gue.
hore..., si wan sama Surtini(nama samaran) jadian ….” teriak mereka sambil lompat-lompat kegirangan.
Saaat itu gue dan Surtini langsung mati-matian menolak perjodohan paksa yang teman-teman gue lakuin. Apalagi setelah waktu gue ngeliat Surtini yang biasa-biasa saja, gue makin nggak bisa menerima perjodohan tersebut. Demikian juga si Surtini, dia juga menolak perjodohan tersebut sambil nangis dipelukan tiang listrik depan sekolah. Untunglah setelah beberapa minggu perjodohan ini tidak berlanjut ke jenjang pernikahan pikir gue waktu itu.
Beberapa tahun kemudian saat gue SMU, gue ketemu lagi dengannya di atas angkot secara kebetulan. Sialnya, yang gue lihat saat itu bukanlah Surtini yang dulu. Sekarang yang gue liat adalah bidadari dari surga yang lagi magang dibumi.
#pulangnya gue langsung mencoba bunuh diri dengan minum air selokan depan rumah.

Masa baju putih, hijau,batik,baju koko, dan celana biru.
Gue melewatkan masa SMP gue disebuah madrasah di kota bukittingi. Alasan gue masuk madrasah tersebut tidak lain tidak bukan adalah karena gue nggak di terima masuk smp favorit waktu itu. Pas gue ngelamar kerja di Mtsn2 Bukittinggi, gue langsung di terima setelah melewati serangkaian tes fisik dan mental. Untunglah seingat gue nggak ada tes matematikanya waktu itu. Kalau ada, gue yakin 99% bakalan berakhir di sekolah swasta.
Di madrasah inilah untuk pertamakalinya gue mengenal cinta dan bullying. Ya, lo nggak salah. Gue yang tampan rupawan ini pernah menjadi korban bullying dulunya. Bullying yang gue alami nggak sampai menjurus kepada kekerasan fisik karena gue ngasih uang setoran kepada preman yang malak gue.
#derita anak mama
Gara-gara itu gue jadi malas untuk kesekolah, satu-satunya yang membuat gue tetap kesekolah adalah teman-teman gue, main playstation dan sepakbola. Kalau nggak ada mereka, mungkin gue gak bakalan mau sekolah disana lagi. Untungnya, anak yang suka malakin gue pindah ke sekolah lain karena dia nggak lulus waktu kelas dua.
Gue langsung sujud syukur kepada tuhan yang maha esa saat mendengar kabar kepergiannya. Saat itulah, untuk pertama kalinya gue baru mengerti kenapa para pejuang bangsa ini berjuang untuk meraih kemerdekaan. Karena kebebasan itu benar-benar nikmat saudara-saudara.
#stop bullying bapak menteri
lalu kembali ketopik utama, cinta, untuk pertama kalinya gue merasakan perasaan benar-benar suka kepada seseorang. Gue pertamakali mengenalnya,karena kami beda kelas, dia saat salah seorang teman dekat gue menyukainya. Pada awalnya gue ngerasa orangnya biasa-biasa saja, tapi setelah beberapa lama kemudian saat diatas angkotpun yang terpikirkan adalah dirinya, sebut saja namanya Rara.
Gue nggak tahu kenapa gue bisa suka pada Rara, padahal pada awalnya perasaan suka itu tidak ada. Entahlah sampai sekarangpun gue nggak mengerti kenapa gue bisa suka. Tapi, yang jelas saat ini gue masih merasa bersalah sama teman gue karena menyukai orang yang sama. Walaupun pada akhirnya dia tahu gue suka sama Rara dia tidak marah. Dengan entengnya dia berkata
Gue udah suka sama orang lain...”katanya sambil bawa-bawa pisang terus manjat – manjat nggak jelas.
Perasaan gue kepada Rara tidak pernah gue utarakan kepadanya. Satu-satunya alasan selain karena dia udah punya pacar, gue nggak punya keberanian untuk mengungkapkannya. Gue benar-benar lemah dalam hal seperti ini bahkan hingga sekarang.
Jadi perasaan gue yang mendalam kepada Rara terus saja gue simpan dan setelah tidak tahan gue memtuskan untuk membuangnya. Meskipun begitu, membuang perasaan gue tidaklah mudah. Gue baru bisa membuangnya ketika datang perempuan lain yang merebut perhatian gue pada pandangan pertama di masa putih abu-abu
-__-
Saat itu hari sabtu , 2 hari sebelum mos di buka secara resmi, gue beserta seluruh anak-anak baru lainnya di suruh datang kesekolah. Kami di suruh datang kesekolah untuk mengambil bahan baju dan untuk mengetahui pembagian kelompok mos. Gue saat itu sengaja datang terlambat karena gue udah kenal sama sekolahnya. Gimana nggak kenal coba, 6 kali seminggu gue harus ngelewatin ini sekolah untuk bisa mencapai madrasah tsanawiyah gue tercinta. Ya, gue pada saat lulus dari mtsn 2 bukittinggi melanjutkan ke madrasah aliyah negri 2 bukittinggi yang bersebelahan dengan mtsn 2 bukittinggi.
Sebenarnya gue nggak mau pada awalnya gue nggak mau masuk ke sekolah ini. Bukan karena sekolah ini nggak bagus, tapi kalau gue bilang jelek ijazah gue ditahan.#bercanda ding, alasan sebenarnya adalah gue nggak mau masuk madrasah lagi yang mata pelajarannya bejibun dan di tempat yang sama lagi. Bisa kurang gizi dan muntah otak gue kalau masuk madrasah lagi. Setidaknya begitulah yang gue pikir saat gue lulus dari Mtsn 2 bukittingi waktu itu.
Namun, apa hendak di kata, hanya Man 2 bukittinggilah yang mau menerima gue sebagai anak didiknya. Gue nggak tahu alsannya, apa ini berarti SMU sudah tak bersahabat dengan kita, coba kita tanya pada rumput yang sedang goyang gergaji sama penjaga sekolah.Jadi karena alasan nggak di terima di sekolah lainlah gue akhirnya dengan terpaksa waktu itu masuk ke Madrasah lagi untuk 3 tahun ke depan.
Untungnya, yang masuk ke Man 2 bukittinggi bukannya hanya gue. Banyak teman-teman gue yang berasal dari Mts dulu yang masuk ke sini. Ketika gue tanya alasannya, mereka memberikan jawaban yang sudah bisa gue duga,
kami nggak di terima di sekolah lain sob” kata mereka sambil melap airmata gue dengan kulit pisang bekas.
Kembali kecerita awal saat gue datang telat di hari sabtu keramat. Kenapa keramat...?. karena hari itu ada peristiwa penting yang nggak bakalan gue lupain. Ketika gue sedang asik berbincang-bincang dengan teman-teman senasib gue. Tanpa sengaja, mata gue tertumpu pada seseorang yang sudah mulai bisa gue lupain waktu itu, Rara, ternyata dia masuk sekolah yang sma dengan gue.
Mendadak hati gue menjadi lebih berwarna dan senang tak terkira. Namun, langsung seketika itu juga perasaan senang tersebu gue tepis. Gue udah bertekad untuk ngelupain dia. Tapi, walaupun hati gue sudah berkata hentikan, mata gue tetap tidak bisa berhenti untuk mencuri-curi pandang.
Untunglah disaat-saat seperti itu, terlihat penjaga sekolah,yang saat ini udah diangkat jadi staf, memanggil anak-anak baru yang masih ada diluar untuk masuk kedalam aula. Gue, dengan baju pramuka yang kebesaran segera bergegas masuk kedalam aula untuk mendengarkan pengarahan yang akan di berikan disana.
Sesampainya didalam aula, gue langsung masuk barisan. Gue duduk di belakang seorang yang bertubuh tinggi. Karena dia, gue nggak bisa melihat Rra yang duduk di depan. Orang yang didepan gue tersebut adalah Dani. Teman gue yang kos bareng sama gue waktu kos di padang saat bimbel persiapan masuk perguruan tinggi yang gue cerita di “Petuah Cinta Anak Kos”.
Untuk mempersingkat cerita, hasil yang gue dapatkan di aula adalah membawa perlengkapan mos yang bikin ribut ibu gue dan pada saat pembagian kelompok, gue ditempatkan di gugus 3. Hati gue setengah nggak terima karena nggak segugus dengan Rara. Tapi, saat itu gue nggak sadar kalau tuhan sedang membimbing gue ke hati yang baru.
#Soundtrack James Bond terdengar dikejauhan.
***
Senin pagi, hari pembukaan mos, gue datang pagi-pagi sekali. Soalnya, seperti biasa, pempeloncoan bagi yang terlambat bakalan dimulai. Dan gue sukses melewatkan upacara di barisan terpisah khusus anak-anak yang terlambat. Padahal gue udah berusaha bangun lebih pagi dari biasanya. Gue yang biasanya bangun pagi jam 05.00 ,karena mos gue bangun jam 04.59.
#Ada yang mau gampar gue -___-
Setelah di suruh olahraga pagi selama beberapa menit. Gue langsung disuruh masuk kedalam kelas tempat gugus gue berada. Sesampai disana, gue langsung mengambil tempat teman baru gue yang gue kenal hari sabtu sewaktu pembagian gugus.
datang juga lo ...” katanya sambil meraba-raba pantat gue. Langsung gue tepis dengan marah
sialan, ntar aja di belakang...” kata gue sambil mengedipkan mata dan mencabut bulu hidung.
si Arif langsung ngambil jarak beberapa meter sambil menyebut nama tuhan.
Karena senior pembimbing gugus kami belum datang, si Arif memulai pertanyaan wajib yang akan menjadi agenda setiap anak manusia yang mulai beranjak dewasa.
#cari calon gebetan dan kalau bisa calon istri sekalian.
Eh Wan, di gugus kita menurut lo siapa yang paling cantik...”.
Sambil menghela nafas, gue berpikir, mungkin sekaranglah saatnya untuk melepaskan Rara dari hati gue dan mencari tambatan yang baru.
Siapa...?”tanya Arif membangunkan gue dari lamunan.
Gue langsung memalingkan wajah gue ke kiri belakang. Gue yang duduk di tengah kelas memutar gue perlahan, persis kayak burung hantu lagi sawan. Pelan-pelan gue memutar kepala hingga ketika kepala gue sampai di barisan paling kanan depan, kepala gue berhenti. Mata gue stuck memandang seorang gadis berjilbab putih yang sedang menopang dagu. Hati gue saat itu benar-benar berdetak nggak karuan. Saat itulah gue sadar kenapa tuhan memisahkan gue dengan rara. Ya, gue yakin untuk bertemu dengan gadis inilah gue dipisahkan dari Rara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar